Kotak Musik

DARI BALIK LENSA HISTORICAL LANDMARK DI PANGKALAN BUN



Saud Teguh A.P, Faqih Akbar dan Muslih menjuarai lomba fotografi 'Historical Landmark' Pangkalan Bun. Pemilihan pemenang itu bagian dari rangkaian Journalistic Photography, Workshop, Hunting dan Photo Competition, yang diselenggarakan Media Indonesia bekerja sama dengan Borneonews dan Palangka Post.

Sukses menggelar Journalistic Photography, Workshop, Hunting dan Photo Competition, sejak Juni lalu, di 4 kota besar di Indonesia -- Bandung, Jakarta, Makassar dan Yogyakarta -- Roadshow Dari Balik Lensa 'Historical Landmark' 2014 Media Indonesia, berakhir di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Minggu (9/11).

Selama dua hari, Sabtu (8/11) dan Minggu (9/11), para mentor dan juri lomba fotografi 'Historical Landmark' Pangkalan Bun, berbagi pengalaman, pengetahuan dan ilmu fotografi kepada puluhan fotografer amatir dan profesional dari berbagai latar belakang di Pangkalan Bun dan sekitarnya. Para juri dalam kegiatan yang berlangsung di Aula Bappeda, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat itu, Kepala Divisi Foto dan Artistik Harian Media Indonesia Hariyanto, Fotografer Senior MI, Ramdani dan Head of Media Tanjung Lingga, Yohanes S. Widada.

Dalam lomba kali ini, puluhan foto yang dikumpulkan para peserta diseleksi bersama para juri dan seluruh peserta lomba, untuk dinilai oleh para juri. Dari situ terpilihlah Saud, Faqih dan Muslih.

Para pemenang mendapatkan sejumlah uang tunai dan bingkisan hadiah lainnya dari para sponsor. Dari 11 foto dipilih lagi 3 foto terbaik dan 8 foto lainnya sebagai nominasi. Kata Hariyanto, yang kalah jangan kecewa dan tetap semangat. Jangan pernah menyerah. Sering-sering ikuti lomba dan manfaatkan semua kesempatan untuk terus berkarya.

"Foto-foto pemenang lomba ini akan dicetak di Harian Media Indonesia. Di travelista Media Indonesia edisi Kamis nanti," kata Hariyanto, Minggu.

Head of Media Tanjung Lingga, Yohanes S. Widada, sebagai pengelola Borneonews dan Palangka Post, sangat bangga dapat bekerjasama dengan Media Indonesia menggelar Dari Balik Lensa 'Historical Landmark' di Pangkalan Bun.

Terlebih lagi, kata Yohanes, foto-foto yang dihasilkan para fotografer Pangkalan Bun dapat memberikan perspektif berbeda bagi para penikmatnya. "Yang penting tetap berlatih dan jangan kalah sama karya-karya mas Haryanto, mas Unang (Ramdani) dan lain-lain di Jakarta," canda Yohanes Widada.

Tak Rugi Ikut Workshop Fotografi Dari Balik Lensa

Berbagai teori dan persiapan yang harus diperhatikan fotografer dalam memproduksi sebuah foto yang bagus dipaparkan dalam workshop fotografi Dari Balik Lensa bertema Historical Landscape di aula kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Sabtu, (8/11) siang.

Seusai workshop, sorenya para peserta sudah tak tahan mempratikan pengetahuan baru yang didapat dari pemateri, yakni Kepala Divisi Artistik dan Foto Harian Media Indonesia, Hariyanto.

Dengan antusias mulai sore, malam, dan pagi menjelang siang sebelum pukul 12.00 WIB Minggu (9/11) peserta memburu foto-foto yang menjadi target lomba foto.

Objek-objek yang bisa diabadikan para peserta lomba fotografi di antaranya Bundaran Pancasila, Istana Kuning, Istana Mangkubumi dan beberapa objek lainnya.

Andre salah seorang peserta, mengaku tidak merasa rugi mengikuti workshop tersebut. "Pengetahuan yang diberikan oleh pemateri sangat berguna, penyampaiannya juga santai dan komunikatif," ujar Andre.

Menurutnya hal-hal yang disampaikan oleh pemateri tersebut sebenarnya sederhana, tetapi terkadang fotografer tidak menyadari pernah melakukan kekeliruan seperti yang disampaikan pemateri.

"Contohnya ketidaktahanan fotografer terhadap godaan. Maksudnya bila objek yang difoto tersebut letaknya jauh dari tempat tinggal, fotografer tergoda untuk enggan memotret dengan alasan lokasi yang jauh, sedangkan matahari sedang bersinar sangat terik dan cuaca sangat panas," tuturnya.

Dengan melatih diri untuk tahan terhadap godaan tersebut, lanjut Andre, kesemparan mendapatkan foto yang bagus bisa semakin besar.

"Selain itu ada beberapa eleman lainnya seperti melakukan pravisualisasi sebelum memotret, memperkaya memori visual dengan sering-sering melihat objek foto yang bertujuan agar otak bisa merekam foto yang bagus dan diri kita bisa mengulanginya bila menemui situasi dan kondisi yang mirip dengan foto yang pernah dilihat," jelasnya.