Kotak Musik

MENSYUKURI BERKAH TEKNOLOGI FOTOGRAFI





SABTU pagi, salah satu aula di Gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM), yang kini dikenal dengan nama Museum Bank Mandiri di Kawasan Kota Tua, Jakarta, menjadi lebih riuh daripada biasanya.

Tidak mengherankan karena sekitar 130 peserta berkumpul untuk yang mengikuti workshop Dari Balik Lensa yang diselenggarakan Media Indonesia bertema Historical landmarks pada 23-24 Agus tus 2014.

Aula itu terisi penuh oleh para pelaku dan penikmat fotografi yang sedang asyik mengapresiasi puluhan foto yang ditampilkan dalam mode slide show. Itulah foto-foto yang disajikan oleh mentor acara itu, yakni Kepala Divisi Artistik dan Foto Media Indonesia, Hariyanto.

Tema Historical landmarks dipilih agar generasi muda di ajak mengenal kembali sejarah sekaligus melestarikannya.

"Tak hanya melestarikan, tetapi juga memotret realitas yang terjadi berkaitan dengan lingkungan dan manusia di sekitarnya," jelas Hariyanto.

Peserta tak dibatasi, semua kalangan dari berbagai usia bisa menjadi bagian di dalamnya.

"Berkat berkah teknologi fotografi, kini memotret menjadi relatif lebih mudah. Kini fotografi milik banyak orang tak terbatas usia dan kalangan," jelas Hariyanto.

Salah satunya ialah Fadel Mohammad, siswa SMA Negeri 61 Jakarta Timur. Ia menyatakan ketertarikannya pada foto-foto jurnalistik yang berkaitan dengan alam, dan sering mengambil referensi dari majalah National Geographic.

Lain halnya Wulan Kurniati yang bekerja sebagai seorang auditor. "Saya biasanya foto untuk model, yang objeknya bisa dikondisikan, berbeda dengan foto jurnalistik yang memang berdasarkan momen," jelasnya.

Di saat hampir semua media massa di Indonesia memberikan ruangnya bagi masyarakat, tak banyak yang memberikan edukasi mengenai bagaimana seharusnya foto memenuhi kaidah jurnalistik.

"Berdasarkan pengalaman saya di Media Indonesia membuktikan, banyak yang bisa memotret, dan mereka mengirimkan foto kepada kami, tapi jarang foto-foto tersebut sanggup memenuhi kaidah foto jurnalistik," jelas Hariyanto.